Ketua TP PKK Sulsel Hadiri Pelepasan Tenaga Gizi Pendamping dan Konselor Stunting ke 240 Desa Lokus

    Ketua TP PKK Sulsel Hadiri Pelepasan Tenaga Gizi Pendamping dan Konselor Stunting ke 240 Desa Lokus

    MAKASSAR - Ketua Tim Penggerak PKK Sulsel, Naoemi Octarina, menghadiri Pelatihan Tenaga Gizi Pendamping dan Konselor Stunting, di Hotel Claro Makassar, 9 - 14 Mei 2022. Kegiatan ini juga dirangkaikan dengan pelepasan para tenaga gizi pendamping dan konselor stunting ke 240 desa lokus.

    Kepada para tenaga gizi pendamping dan konselor stunting, Naoemi berpesan agar mereka menerima materi secara maksimal. Sehingga, saat mereka bertugas di lapangan, bisa melakukan transfer knowledge kepada semua stakeholder.

    "Tugas terberat adalah bagaimana mengubah paradigma dan mainset para orangtua, sehingga ilmu yang didapatkan bisa diimplementasikan dengan baik, " kata Naoemi.

    Ia berharap, setelah program ini, tidak ada lagi kasus stunting. Dan Aksi Setop Stunting yang digalakkan Pemprov Sulsel ini bisa berkelanjutan.

    Dalam kesempatan tersebut, Naoemi juga meminta Ketua PKK Kabupaten Kota, Kecamatan, Desa dan Kelurahan, untuk ikut memonitoring program ini. Ia juga berharap, ada contact center yang bisa dihubungi masyarakat, ketika menemukan kasus stunting.

    Sementara, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Sulsel, Dr Bachtiar Baso, mengatakan, stunting merupakan persoalan serius. Di Sulsel, hasil studi SSGI tahun 2021, prevalensi balita stunting 24, 4 persen, sedangkan menurutaplikasi elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) 9, 08 persen. Angka ini menurun dari tahun 2019, yang mencapai 30, 6 persen. 

    "Stunting harus jadi perhatian khusus karena dapat menghambat intelegensia anak, kecerdasan, dan produktifitas mereka. Stunting ini disebabkan rendahnya asupan gizi, belum optimalnya layanan kesehatan untuk ibu, hingga kurangnya akses air bersih dan sanitasi, " terangnya.

    Pemprov Sulsel, lanjutnya, mencanangkan program penurunan stunting, melalui Aksi Setop Stunting. Pada tahun 2021 lalu, dilakukan di 155 desa di Kabupaten Enrekang dan Bone, sedangkan tahun ini jangkauannya lebih luas di 240 desa di 24 kabupaten kota.

    "Lokusnya adalah 10 desa tertinggi stunting di masing-masing kabupaten kota. Kita lakukan penempatan tenaga gizi pendamping dan konselor gizi. Mereka fokus pada penurunan stunting di desa melalui transfer knowledge ke seluruh stakeholder yang ada di desa, " jelasnya. (***)

    Makassar Sulsel
    Jurnalis Indonesia Satu

    Jurnalis Indonesia Satu

    Artikel Sebelumnya

    PKK Sulsel Apresiasi Program Unicef Deteksi...

    Artikel Berikutnya

    Kapolres Pangkep AKBP Ibrahim Aji Hadiri...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Nagari TV, TVnya Nagari!
    Mengenal Lebih Dekat Koperasi
    Pasangan Calon Bupati Nomor Urut 3 A. Ina-Abustan Gelar Zikir Bersama di Posko INIMI
    Kick Off ILP Dirangkai Peringatan HKN, Tiga Pesan Bupati Barru Kepada Dinas Kesehatan
    Kampanye Terakhir Ulfah-MHG 2 Kali Lebih Menyala, Ribuan Orang Berkumpul di Rumah Andy Hamzah

    Ikuti Kami